Haii... sahabat-sahabat pembaca
sekalian. Bagaimana kabar-kabar kalian...?
Semoga baik-baik saja eaa...
Para sahabat
pembaca sekalian kali ini saya akan berbagi bercerita tentang “PAHLAWAN
MASA KINI”. Dikatakan pahlawan masa kini karena pahlawan yang berjuang
bukan untuk melawan penjajah, melainkan pahlawan yang mengisi kemerdekaan ini.
Taukah kalian ini foto siapa?
Ya. Ini adalah foto pahlawan kita
yang bernama Rita Dayaningsih. Beliau adalah seorang bidan terkenal di desa
Toto Rejo. Pada postingan kali ini saya akan bercerita tentang perjalanan
hidupnya. Tolong dibaca ya para sahabat pembaca yang baik hati.
Bu Rita ini
lahir pada tanggal 30 Juli 1989, di Desa Toto Rejo, Kecamatan Belitang II, Kabupaten
OKU Timur, Provinsi Sumatera Selatan. Beliau terlahir dari pernikahan Bapak
Suharna dan Ibu Siti Jamiatul Isnain. Ia
adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Saudaranya yang pertama bernama Helmi
Wardoyo, sedangkan saudara yang ketiga bernama Tri Putra Handika. Beliau
mempunyai suami yang bernama Ahmad Rifai. Menikah pada tanggal 29 Juni 21012.
Sekarang bidan kita ini tinggal di Jln. Raya Desa Toto Rejo, Kec. Belitang II,
Kab. OKU Timur.
Inilah foto keluarganya.
Sedangkan ini adalah foto pernikahannya.
Beliau pernah
bersekolah di SDN I Toto Rejo dan tamat sekitar tahun 2001. Ketika SMP beliau
pindah-pindah sekolah. Selama tiga semester ia bersekolah di SMPN II Belitang
Mulya, Desa Purwodadi. Saat itu ia kost di Desa Srimulyo. Ketika memasuki
semester IV beliau pindah di SMPN II Belitang dan tamat SMP pada tahun 2004.
Ketika SMA ia bersekolah di SMA YPB
Belitang OKU Timur. Ia kost di Desa Bedilan bersama kakaknya. Kendaraan yang
dipakai untuk bersekolah adalah sepeda. Ketika SMA ini ia sering pindah-pindah
kost.
Pada
saat mendekati ujian nasional ia rajin shalat malam dan rajin berdoa serta
rajin membaca. Prinsip hidupnya adalah “BISA MENJADI LEBIH BAIK DARI TEMAN”.
Ia tamat SMA pada tahun 2007.
Setelah
lulus beliau mengambil jurusan kebidanan di Muara Enim. Pada saat inilah
perjuangannya sangat keras, berat, dan penuh tantangan serta godaan. Ketika tes
pertama , ia telah berusaha sekuat tenaga dan berdoa akan tetapi usahanya
gagal. Kegagalan itu tak membuatnya menyerah tapi membuatnya semakin semangat
dan yakin bahwa dia bisa berhasil serta lolos pada tes berikutnya.
Alhamdulillah berkat keyakinannya, ia bisa berhasil dan lolos. Sebelum
mengikuti tes kedua itu, disuruh khursus komputer. Akan tetapi beliau tak mau,
beliau juga sempat disuruh memilih antara harta dan sekolah oleh ibunya. Jika
ia memilih harta, ia akan diberi perhiasan dan motor. Dan jika memilih sekolah,
beliau tidak akan mendapatkan harta. Akan tetapi jika sekolahnya berhenti di
tengah jalan maka ia harus mengembalikan uang yang telah habis dipergunakan
untuk biaya sekolahnya. Akan tetapi beliau tetap memilih sekolah. Alasannya
jika memilih harta, harta itu digunakan satu atau dua kali langsung habis. Tapi
sekolah itu ilmunya tak akan pernah habis hingga akhir hayat. Prinsipnya saat
itu adalah ”AKU TAK BOLEH MENYERAH SEBELUM AKU BERHASIL, JIKA AKU MENYERAH
PENDERITAAN KU AKAN BERLIPAT GANDA”.
Saat
kuliah beliau tinggal di Asrama Apotik Peri Bumi Palembang. Ketika pindah kost
ia sangat sedih karena kedua orang tuanya tak datang untuk menemaninya pindah,
jadi ia pindah sendirian. Baginya perjuangan saat kuliah sangatlah berat.
Asalkan kita nekad, kita pasti bisa.
Banyak yang menghambatnya ketika kuliah, terutama uang kiriman. Tapi
alhamdulillah ketika ujian ia mendapat niali A. Lulus kuliah pada tahun 2010.
Setelah
lulus ia bekerja sebagai honor di Puskesmas Toto Rejo dan bekerja membantu
bidan Yayuk, tetapi tidak pernah diberi uang gajian. Sekitar tahun 2011 ia
ditugaskan bekerja di Puskesmas Karang Manik. Selang beberapa bulan ia
ditugaskan menjadi bidan desa. Dan sekarang akhirnya ia bisa menikmati jerih
payah yang ia usahakan selama bertahun-tahun.
Baginya tugas
itu harus dilaksanakan sebaik mungkin, menolong orang itu adalah tugas yang
sangat berharga. Pesan beliau untuk kita adalah jangan mudah menyerah dalam
menghadapi tantangan hidup, bersakit-sakitlah dahulu bersenang-senanglah
kemudian. Jangan bersenang-senang dahulu, baru bersakit-sakit kemudian.
Yang telah ia berikan untuk negara
sangatlah banyak tapi yang paling utama adalah menyelamatkan nyawa orang lain.
Motto:
1. Aku akan menjadi pemenang disaat aku melihat kedua orang tua
kutersenyum dengan keberhasilan yang aku dapat.
2. Salah satu tugas utama dalam hidupku bukan untuk mengalahkan
orag lain, tapi berusahalah agar dapat mengalahkan diri sendiri.
3. Setetes keringat orang
tua ku, seribu langkah ku harus maju.
Itulah ceritanya, semoga bermanfaat
dan bisa mendapat pengetahuan baru
tentang hidup ini. Jika ada salah mohon maaf ya, maklum manusia biasa yang tak
luput dari kesalahan dan dosa.
Setelah mengunjungi ini jangan lupa tinggalkan komentar Anda, karena
komentar Anda sangat membantu saya.TERIMA KASIH.